GLOBALISASI
A.Pengertian Globalisasi
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diunduh 31 Mei 2009).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi dibaca : glo•ba•li•sa•si yang artinya adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php , diunduh 31 Mei 2009)
Berapa konsep globalisasi menurut ahli bisa diidentifikasi sebagai berikut :
1.Malcom Waters
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
2.Emanuel Ritcher
Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
3.Thomas L. Friedman
Globalisasi memiliki dimensi ideologi dan teknlogi. Dimensi ideologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
4.Princenton N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
5.Leonor Briones
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita
(http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-globalisasi.html , diunduh 31 Mei 2009)
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian globalisasi adalah :
1.Globalisasi adalah sebuah perubahan sosial berupa bertambahnya keterkaitan di antara elemen-elemen yang terjadi akibat perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.
2.Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.
3.Globalisasi adalah proses meningkatnya saling keterkaitan antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik dan pertukaran kebudayaan.
Jadi globalisasi mencakup semua bidang seperti proses perubahan sosial, arus informasi, aliran barang, jasa dan uang serta pertukaran budaya.
B.Sejarah Perkembangan Globalisasi
Globalisasi tidak terjadi secara tiba-tiba. Proses interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat maupun jalan laut untuk berdagang. Salah satu yang terkenal dalam sejarah adalah ‘Jalur Sutra’
Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Sejarah_globalisasi , diunduh 31 Mei 2009)
Thomas Friedman dalam bukunya “The World is Flat” seperti dikutip Budi Rahardjo (http://rahard.wordpress.com/2005/12/27/globalisasi-30 diunduh 31 Mei 2009), mengatakan bahwa globalisasi terjadi melalui beberapa versi, meliputi :
1.Globalisasi 1.0 dimulai ketika jaman penjajahan (kolonialisme) dahulu. Pada jaman itu beruntunglah seseorang yang menjadi warga negara besar (negara penjajah? seperti Inggris, Belanda, Spanyol, dan seterusnya). Rugilah individu yang menjadi warga negara yang dijajah seperti Indonesia. Kemakmuran seseorang ditentukan oleh kewarganegaraannya. Itulah sebabnya orang berbondong-bondong ingin menjadi warga negara dari negara besar tersebut.
2.Globalisasi 2.0 terjadi karena adanya industri dan bisnis. Peta kesuksesan berubah dengan munculnya perusahaan besar (multinational companies). Tidak penting lagi warga negara seseorang. Anda boleh menjadi warga negara Nigeria, Indonesia, India, Inggris, atau Amerika, yang penting adalah Anda menjadi bagian dari perusahaan besar seperti IBM, General Electric (GE), Schlumberger, dan seterusnya. Rugilah orang yang menjadi pegawai negeri (PNS). Maka berbondong-bondonglah orang ingin bekerja di perusahaan multinasional ini.
3.Globalisasi 3.0 tidak lagi mementingkan kewarganegaraan ataupun perusahaan besar. Anda adalah diri Anda sendiri. Globalisasi 3.0 dimungkinkan dengan adanya teknologi informasi (seperti adanya Internet) yang memberdayakan individu-individu. Bisnis, usaha, karya, dan layanan dapat Anda lakukan dari rumah Anda. Anda tidak perlu menjadi warga negara dari sebuah negara tertentu ataupun menjadi pegawai dari perusahaan besar. Anda dapat sukses dengan menjadi diri Anda sendiri.
Pada saat ini dunia memasuki globalisasi versi 3.0. Pada tahap ini, perkembangan teknologi informasi memungkinkan individu memperoleh informasi apapun dari belahan dunia manapun tanpa terika batas-batas teritorial suatu negara. Hal ini merupakan peluang tetapi sekaligus tantangan bagi berkembangnya serta eksistensi suatu negara bangsa.
C.Ciri-ciri Globalisasi
Globalisasi sebagai suatu proses perubahan menampakkan ciri-ciri yang khas, meliputi :
1.Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2.Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3.Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
4.Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Ciri_globalisasi , diunduh 31 Mei 2009)
Berdasarkan ciri-ciri tersebut bisa diidentifikasi faktor-faktor yang mendorong terjadinya globalisasi, meliputi :
1.Teknologi informasi
Perkembangan pesat teknologi informasi melalui penggunaan komputer, satelit dan internet memungkinkan orang mengakses informasi yang dibutuhkan secara cepat.
2.Teknologi Komunikasi
Murahnya harga hp ( telepon seluler ), kartu perdana dan layanan pesanan singkat (sms) memungkinkan komunikasi antar orang tidak terganggu jauhnya jarak.
3.Transportasi
Kemajuan transportasi baik darat, laut maupun udara menyebabkan pergerakan ( mobilitas ) manusia dari satu negara ke negara lain semakin cepat. Arus globalisasi tidak mungkin bisa dibendung karena berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi.
D.Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teroritis yang dapat dilihat, yaitu:
1.Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
a.Para globalis positif dan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.
b.Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2.Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.
3.Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai "seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi#Teori_globalisasi , diunduh 31 Mei 2009)
E.Dampak Globalisasi
Sebagai sebuah proses perubahan globalisasi menimbulkan dampak yang besar dalam tatanan kehidupan manusia, hal ini disebabkan globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan kehidupan masyarakat modern. Proses ini menimbulkan kegoncangan atas tatanan yang pernah ada sebelumnya, sehingga menimbulkan dampak positif sekaligus dampak negatif yang mengiringinya. Dampak positif terlihat pada pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi sehingga mempermudah manusia berkomunikasi dengan manusia lain, yang berimplikasi pada kemudahan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sebaliknya dampak negatif nampak pada perubahan sikap dan nilai hidup akibat hadirnya modernisasi dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memunculkan perilaku baru yang cenderung berseberangan dengan perilaku yang ada sebelumnya, sehingga memunculkan masalah-masalah sosial baru. Yang paling parah adalah ketika terjadi proses dehumanisasi, dimana nilai-nilai yang menghargai harkat manusia tersingkir akibat penggunaan peralatan-peralatan mekanis yang menegasikan keberadaan aspek manusia.Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Kondisi ini akhirnya memunculkan reaksi, ada gerakan yang mendukung dan ada gerakan yang menolak globalisasi. Semua menggunakan pembenarnya masing-masing menggunakan perspektif yang berbeda.
1.Gerakan Pro-Globalisasi.
Pendukung globalisasi biasa disebut dengan pro-globalisasi menganggap bahwa melalui globalisasi akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif. Menurut Teori ini, suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama di atas adalah adanya larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.
Kelompok pro-globalisasi mengkritik Bank Dunia dan IMF, mereka menganggap bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke pihak yang salah yang akhirnya menyelewengkannya dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya, meninggalkan rakyat dalam lilitan hutang negara, dan sebagai akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun, maka masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya, termasuk konsumsi terhadap barang-barang impor, konsekuensi selanjutnya laju globalisasi akan terhambat karena perputaran ekonomi dan perdagangan yang terhambat pula, sehingga akhirnya akan mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.
2.Gerakan Anti-Globalisasi.
Gerakan Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
"Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, selain itu istilah ini digunakan untuk menyebut gerakan-gerakan yang lain meskipun dalam perwujudan yang berbeda. Yang inti bahwa gerakan ini berisi aktivitas yang mempersatukan orang atau badan untuk melakukan perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, serta alasan lain yang intinya globalisasi hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, globalisasi menguntungkan negara-negara maju yang sudah siap dalam segala pranata kehidupannya dan merugikan negara-negara yang belum maju yang tidak memiliki kesiapan untuk mengikuti proses globalisasi yang berlangsung, sehingga negara-negara yang belum maju tersebut lebih banyak menjadi obyek. Globalisasi menimbulkan kesengsaraan dan ketidakadilan. Globalisasi tidak lebih dari Neokolonialisme. Namun, orang-orang yang dicap "antiglobalisasi" sering menolak istilah itu, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka sebagai Gerakan Keadilan Global.
F.Global Paradoks
Paradoks adalah sebuah pernyataan atau rumusan yang tampak bertetangan atau absurd tetapi sebenarnya absah atau benar. (Naisbitt, 1994:4). Dalam bahasa Indonesia, dibaca pa•ra•doks yang artinya pernyataan yg seolah-olah bertentangan (berlawanan) dng pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran; bersifat paradoks.
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php , diunduh 31 Mei 2009)
Global Paradox yang diserap menjadi Global Paradoks adalah kondisi yang sifatnya berlawanan yang muncul sebagai konsekuensi berlangsungnya globalisasi. Dalam analisis Naisbitt (1994:4) ketika semua bergerak menuju jaringan global maka muncul kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.Semakin besar ekonomi dunia, semakin kuat para pemain terkecilnya.
2.Ketika dunia berpadu secara ekonomi, bagian-bagian komponennya menjadi lebih banyak dan lebih kecil dan lebih penting. Secara serentak ekonomi global berkembang, sementara ukuran bagian-bagiannya menyusut.
3.Semakin besar dan semakin terbuka ekonomi dunia, semakin perusahaan-perusahaan berukuran kecil dan sedang akan mendominasi
Kondisi ini terbentuk karena alasan-alasan :
1.Hilangnya penghalang perdagangan di seluruh dunia pada mulanya tampak seperti peluang besar bagi perusahaan besar, namun hal ini sebenarnya membuka jalan bagi perusahaan kecil karena mereka memiliki akses ke pasar yang dulunya hanya dimiliki perusahaan besar, karena merekalah yang dulu mampu membayar biaya untuk menebus masalah dan penghalang hukum dan birokrasi.
2.Komputer dan telekomunikasi ternyata merupakan senjata yang hebat bagi perusahaan-perusahaan kecil untuk mendapat keuntungan dari perusahaan-perusahaan besar. Sekarang perusahaan kecil dapat memiliki teknologi canggih, mereka lebih mampu melakukan dekonstruksi, reorganisasi dibanding perusahaan besar, sehingga lebih cepat melakukan inovasi produk dan operasi internal.
3.Deregulasi dan globalisasi pasar uang telah memberikan akses yang tidak pernah dimiliki sebelumnya, yaitu untuk mendapatkan modal pada perusahaan kecil dan menengah. Saat ini perusahaan kecil dapat meminjam modal dari seluruh dunia.
4.Selera konsumen telah bertemu dan melintasi perbatasan di seluruh dunia. Saluran global television menayangkan semakin banyak pilihan produk dan gaya hidup. Semakin banyak pilihan, semakin banyak diskriminasi dalam pilihan, dan semakin besar hasrat akan pilihan tambahan.
5.Kualitas mudah ditemukan dan ditiru dimana-mana. Permainannya sekarang adalah kecepatan memasarkan dan inovasi.
6.Perusahaan kecil memiliki keuntungan dalam hal personil. Bekerja ada perusahaan besar tidak lagi membanggakan, bekerja pada perusahaan kecil lebih menyenangkan dan memuaskan karena orang memiliki tanggung jawab dan kendali lebih besar. Orang-orang terbaik banyak bekerja pada perusahaan kecil atau memulai perusahaan mereka sendiri.
Apabila ditelusuri lebih lanjut terlihat peran besar teknologi komunikasi sebagai kekuatan penggerak yang secara serentak menciptakan ekonomi global yang besar sekali dan menjadikan bagian-bagiannya lebih kecil dan lebih kuat. Akibat lain adalah berkembangnya 4 ide besar untuk terwujud :
1.Pembauran teknologi
2.Aliansi strategi
3.Pembentukan jaringan global
4.Telekomputer pribadi untuk tiap orang
(Naisbitt, 1994:54)
Kamis, 13 Oktober 2011
GLOBALISASI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Please Give Comments To The Perfection Of This Article