A.Memprioritaskan Pelatihan guru
Ujung tombak PAKEM adalah guru. Ditangan gurulah terletak efektif tidaknya PAKEM. Oleh sebab itu langkah yang pertama dan utama untuk menyukseskan PAKEM adalah mengadakan pelatihan guru secara intensif dan ekstensif pelatihan guru lebih baik jika mendatangkan trainer yang profesional dalam bidang PAKEM, sehingga hasilnya memuaskan secara teori dan praktek. Pelatihan seperti ini tentu membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Anggaran yang besar dapat disiasati dengan mengadakan forum diskusi guru dan mengambil salah satu makalah di internet untuk didiskusikan bersama secara partisipasi. Paling tidak, guru mempunyai wacana pembuka tentang pakem. Di samping itu, guru juga harus membekali dirinya dengan banyak membaca buku-buku untuk memperkaya pengalaman, wawasan, dan cakrawala pemikiran-pemikirannya, sehingga anak didik merasa mantap mendapat ilmu darinya.
B.Optimalisasi Microteaching
Microteaching menjadi terobosan progresif dalam pengajaran. Microteaching ini dapat dijadikan alternatif eksperimentasi PAKEM. Microteaching sering dijadikan sarana untuk mengetahui kemampuan mengajar calon guru sehingga sangat bermanfaat untuk mematangkan kemampuat guru. Menurut Sunhaji, M.Ag (2009), secara bahasa, microteaching berasal dari kata micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan teaching yang berarti mengajar. Secara istilah, microteaching berarti suatu kegiatan mengajar di mana segalanya akan dikecilkan atau disederhanakan. Dalam hal ini, yang dikecilkan adalah jumlah siswa (hanya terdiri dari 5-10 orang), waktu mengajar (antara 5-10 menit), bahan pengajaran (hanya mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana), dan keterampilan mengajar (hanya difokuskan pada keterampilan khusus saja). (Roestiyah, 1991:26).
Dalam microteaching, masing-masing guru mempunyai peluang yang sama untuk mendemonstrasikan kemampuan ala PAKEM , dan kemudian akan dinilai dan dievalusai, sehingga kepala sekolah bisa mengetahui mana guru yang sudah bisa memahami dan mempraktekkan pakem dan mana yang belum. Dalam realisasi microteaching, akan lebih efektif jika ada narasumber, misalnya salah satu dosen yang dapat mengevaluasi proses pengajaran guru.
C.Mencoba Teamateaching
Teamteaching adalah system mengajar yang diasuh oleh beberapa guru yang mempunyai keahlian memdalam (Team). Misalnya, pelajaran IPA diasuh oleh dua guru, yang satu menerangkan dan yang lainnya mengamati dalam kelas untuk mellihat respon siswa dan berusaha menggugah semangat belajar siswa. Kelebihan dari teamteaching, siswa akan mendapat pengalaman, ilmu, dan wawasan yang berbeda sehingga kaya wacana. Kekurangan teamteaching ini, jika salah satu guru tidak masuk, maka penyampaian materi tidak akan maksimal, karena satu guru tidaklah cukup untuk melakukan system ini.
Dalam konteks PAKEM, teamteaching dapat diaplikasikan untuk mengevaluasi secara langsung kelemahan dan kelebihan metode pengajaran guru. Bagi guru, teamteaching ini membutuhkan mental dan kapasitas keilmuan yang matang. Karena, ketika mengajar, ia tidak hanya ditemani siswa tetapi juga guru, yang bisa jadi merupakan guru senior yang mempunyai ilmu mendalam dan wawasan yang kaya. Hal ini tentu akan berdampak positif oleh guru tersebut karena akan terbuka untuk banyak membaca sebelum mengajar.
D.Menerapkan Moving Class
Moving class adalah system pembelajaran dimana siswa harus berpindah-pindah kelas, sesuai pelajaran yang diajarkan. Misalnya, ketika pelajaran agama siswa dipindahkan keruangan yang didesain khusus untuk peribadatan, sehingga langsung bisa dipraktekkan. Tentu system ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, karena harus menyediakan sarana prasarana untuk praktek. Keterbatasan anggaran yang dihadapi harus dicarikan terobosan dinamis, namun jangan sampai melemahkan semangat dan mengendurkan idealisme untuk memajukan pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Please Give Comments To The Perfection Of This Article